[Review Buku] "Sekeping Hati" by Erisca Febriani dan Firrrr


Mungkin, bagi kalian yang udah pernah baca novel Dear Nathan atau Serendipity pasti tau dong ya sama penulis buku ini. Sejujurnya sih, gue bukan tipe yang penikmat tulisan Erisca gitu. Tapi entah mengapa gue langsung tertarik ketika mendengar judulnya.

Gue bakal mencoba ulas sedikit, dengan paduan bumbu- bumbu sedih yang kurasa*halahcurhat*

Sebelumnya, gue mengikuti pergejolakan Dear Nathan itu dari sepupu gue yang seumuran, katanya begini begitu, banyak mengandung bawangnya*sedihmaksudnya* tapi kebawa suasana baper juga sih ujungnya. Sebenernya juga gue gatau persis siapa penulisnya waktu itu. Yang gue tau itu dia seumuran sama gue, lantas terkesima dan takjublah gue*jujur*. Hari ke hari lewat begitu aja, ga pernah sama sekali gue kepoin siapa Erisca ini, sampai dimana waktu gue baca di salah satu socmed penerbit tentang rilis buku ini. Kebetulan juga gue tertarik karena ada penggabungan antara kata dan gambar, jadi makin mantap untuk ikut pre-order.

Jadi seperti itu, hasil pre- order buku ini.

Lain hal lagi, gue sendiri emang udah lama ngefollow Firrrr, jadi makin penasaranlah gimana kolaborasinya sama penulis yang hebat ini*seumuranguenih*. Kalau dari karakter Firrrr di instagram sih asik gitu ya, hasil fotonya juga bagus- bagus banget woiii. Maklumlah ya dia emang passion disitu, tidak kayak gue.

Minggu, 19 November 2017 gue sempetin diri buat ikut Meet n Greet Erisca sama Firrrr di Gramedia Depok.Berawal dari kepo secantik apa Firrrr dan setakjub apa gue liat Erisca. Asli pas itu gue udah buat tatanan jam buat dateng kesana. Namun, karena gue agak ngaret jadi ya telat, eh ga telat sih cuma telat dari jadwal yang gue tentuin aja. Pas gue masih nunggu acara sebelum mulai, ternyata gue bisa hampir sebelah woi sama Erisca. Kok ramah banget sih ya, jadi kesel liatnya. Kesel dalam arti kenapa ada manusia sebaik dan secerdas ini dihadapan gue. Gue lemah seketika, ilmu gue belum ada apa- apanya. Cuma nekat nulis blog, namun draf novel ngga maju- maju. *maklumlah anaknya mageran buat lanjutin bab lama*

Oiya, gue lupa bilang kalau pas gue dateng acara ini, buku yang gue ikut Pre Order itu belum sampe. Jadi, dengan senang hatinya gue beli lagi di TKP. Biar bisa masuk dalam talkshownya kali itu.

Di acara itu Erisca sama Firrrr cerita seluk beluk darimana awal mula ide ini, terus juga banyak banget kasih motivasi dan tips buat pendengarnya saat itu. Dan beruntungnya gue kebagian q&a sama Erisca, sumpah seneng nih apalagi jadi yang pertama gitu. Dari beberapa yang singkat saat itu, banyak banget kesan yang baik dan pesan yang gue ingat.



Inilah hasil Meet n Greet waktu itu

Sekarang mulai yuk gue bahas bukunya,

Jadi, sekeping hati ini kumpulan dari cerita yang Erisca tulis tanpa diperpanjang kisahnya. Atau bisa kita sebut cerpen gitu. Sudah ketebak mungkin, dari covernya saja sudah seperti ada robekan. Perasaan ketika membaca ini benar- benar di goyangkan kesana kemari, meringis, sampai meneteskan air mata. Satu hal yang paling aku suka, tulisan Erisca dalam buku ini mengingatkan gue kembali pada cerpen- cerpen lama gue yang emang tipe sasarannya macam buku ini.

Ada kutipan yang gue suka,
"Perasaanku ini seperti koma,yang masih tak ku mengerti harus kubawa kemana.Apakah harus dilanjutkan atau dihentikan?"

Lainnya, gue paling mendalami di Montase yang berkaitan langsung dengan Ibu. Dibagian itu, Erisca bener- bener apik banget ngemas cerita pendeknya. Sampai tak tertahan buat sesak di dada merasakan benar apa yang terjadi sama tokoh utamanya.
Ceritanya ada sebuah keluarga yang memiliki problema kehidupan, hingga akhirnya membuat kedua anaknya untuk dewasa dengan sendiri tanpa asuhan sang Ibu. Mereka terus meronta dalam batinnya akan diberi kasih sayang, dan ingin di manja. Namun, sebaliknya yang mereka rasakan. Sampai suatu ketika klimaks dalam keluarga mereka muncul lagi. Benar-benar terisak di dada saat gue bacanya. Ngga mampu menuliskan banyak mengenai ini, karena gue nulisnya aja beneran sampai kebawa perasaan.

Ibu adalah tempat peristirahatan paling terakhir, seseorang yang mau mendengar segala masalah dan keluh kesahku di sekolah.

Ibu menggeleng sementara adikku berteriak histeris, tapi Ayah segera menggendong Adik dan aku ditarik oleh Bunda untuk mengikuti Ayah.

Kami pergi, meninggalkan Ibu menangis sendirian.

Karena Ibu... satu- satunya orang yang mampu menggenggam jiwa kami. Sekeping hati kami.


--------------------------

Gue juga sempat menanyakan apa arti Sekeping Hati buat sebagian orang, bahkan adapula yang bingung ketika gue katakan hal tersebut. Mereka benar, Sekeping Hati ialah dimana saat pilunya hati ditinggal pergi oleh seseorang yang berarti buat kita. Karena hati tidak dapat terpisah kesana kemari, maka jangan biarkan kepingan hatimu terbuang jauh dari jiwamu. Buatlah ia kembali dan jaga ia sepenuh hati dan genggam eratlah ia.


Over all, cerita dari buku ini bagus semua. Kalau kekurangan pasti ada, namun telah tertutupi oleh kemasan cantiknya buku ini. Gue kasih ★★★★/5,0 buat Sekeping Hati.

Bagi kalian yang menyempatkan membaca tulisan gue ini terimakasih banyak buat meluangkan sedikit dari waktu kesibukannya. Semoga bermanfaat, dan ini dia postingan awal gue di 2018.

Komentar

  1. Mau tanya ya! Di akhir cerita setelah cerita tentang Retno dan Teguh menikah kok ada kata-kata ada sepasang mata yang penuh kemarahan? Itu siapa ya? Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel ‘CRUSH’ Karya Veronica Latifiane

[Review Buku] “A Cup of Tea” Karya Gita Savitri Devi #BacotnyaGitasav