[REVIEW BUKU] Perempuan Penggenggam Rindu by Tia Setiawati






Judul                : Perempuan Penggenggam Rindu
Penulis             : Tia Setiawati
Penerbit           : Mediakita
Tahun Terbit    : 2017
Tebal               : viii + 236 halaman
ISBN                : 978-979-794-533-6

“Mencintai dan melepaskanmu, sama saja. Aku harus selalu berjuang. Bedanya, yang satu mendamaikan yang lain menyesakkan.”

Apa yang kalian pikirkan ketika dengar judul buku ini?

Begitu dalam rasanya arti dari judul buku ini, khususnya bagi para wanita. Karena memang buku ini sangat cocok untuk wanita. Dalam buku ini, menggambarkan benar bagaimana yang wanita rasakan saat merindu seseorang. Seperti isi hati para wanita pada umumnya.

Sebelum lebih lanjut, gue kali ini dapat kiriman buku ini dari NovelAddict_. Thankyou ya! (maaf baru sempat review)

Buku ini membuat gue kadang berkaca lagi sama diri sendiri untuk dapat melepaskan hal yang memang bukan di takdirkan buat kita, dan berusalah dan harus banget mencintai diri sendiri terlebih dahulu di atas segalanya. Gue juga setuju sama Mba Tia yang membuat perempuan harus berani bersuara, entah mengucap apa yang ingin diharapkan, apa yang mau diinginkan atau bahkan tidak diinginkan.

Sedikit akan gue sisipkan gambaran tentang buku ini,

“Bernapaslah dengan lebih lega. Usaplah kucuran air mata. Tegakkan tubuh ringkihmu. Kuatkan niatmu. Lihatlah ke depan. Lalu, tersenyumlah dengan menawan.: Kau akan di cintai” (Hlm.14)

“Cantik di masa kini, bukan hanya perihal sepandai apa kau berdandan.” (Hlm.28)

“Kau adalah seorang, yang ku pikir bukan kau yang sekarang. Aku masih tak percaya, kau mampu sedemikian membuat luka. Kau adalah lelaki, yang kuharap bisa ku lupakan dengan segera. Namun, kau malah hidup dalam hatiku lebih lama.” (Hlm.49)
“Lepaskan seorang pengkhianat. Karena pengkhianat biasanya berkumpul dengan sesamanya. Bersyukur itu bukan engkau.” (Hlm.68)

“Sudah jelas sekarang. Aku bukan sebuah rumah. Dan, kau tidak mungkin pulang.” (Hlm.130)

“Maafkan aku karena tak tahu bagaimana cara melupakanmu. Karena bagiku, pelukmu masih serupa candu.Maafkan aku karena tak tahu bagaimana cara melupakanmu. Padahal kau sudah jelas bahagia bersama Ia yang baru,”  (Hlm.156)

“Ketika nanti ku cintai kau dengan terlalu, jangan asal pergi dan tidak peduli padaku, jangan menjadi masa lalu. Karena bisa saja, aku adalah perempuan terakhir yang bisa mencintaimu setulus hati, dengan utuh.” (Hlm. 166)

“Tidak mungkin melupakan. Namun harus mendewasakan, bahwa yang sudah lewat jangan diungkit- ungkit lagi.”  (Hlm.169)



Jujur aja, untuk buku yang ini gue ngga bisa baca dalam waktu singkat. Harus gue skip, bukan karena tidak bagus melainkan untuk mengurangi perasaan yang cenderung sedih. Gue pas baca ini sering banget mikir kenapa perasaan begitu dalamnya, hingga sulit rasanya melepaskan. Penggambaran isinya begitu penuh arti.


Point paling terpenting dalam buku ini, sebagai wanita haruslah engkau cintai dirimu sendiri lebih dari apapun, beranilah untuk berbicara agar yang kau inginkan dapat tersampaikan.


Sekali lagi, aku cukup terharu walau kadang kesal sendiri hehe..


Terimakasih Mba Tia untuk tulisannya dalam buku ini, btw pas dapat bukunya emang aku lagi butuh banget bacaan- bacaan macam ini untuk bangkit dan ngide di blog.


Terimakasih telah juga telah meluncurkan ini, walau nyatanya rindu sulit digenggam, namun maknanya begitu dalam. Gue kasih rate 3,5/5.

Akhir kata terimakasih buat teman- teman yang sudah mampir di tulisan saya ini. Kalau ada kritik dan saran boleh tulis di kolom komentar yaaJ



“Berjalan masing- masing, berjuang menggapai mimpi masing- masing, barangkali lebih baik daripada terpaksa bermimpi sama. Kau dan aku pasti tahu, ada seorang lain yang sudah di siapkan-Nya untuk hidup kita lebih bahagia.”

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel ‘CRUSH’ Karya Veronica Latifiane

[Review Buku] "Sekeping Hati" by Erisca Febriani dan Firrrr

[Review Buku] “A Cup of Tea” Karya Gita Savitri Devi #BacotnyaGitasav