[REVIEW BUKU] Rentang Kisah by Gita Savitri Devi -Ceritanya Gita-
Hallo teman- teman..
Kali ini gue bakal ceritain
buku barunya Gita Savitri atau Gitasav.
Buku pertama dari seorang
Youtuber inspiratif ini.
Sebelumnya gue mau cerita dulu
dikit, iya dikit aja tentang kenapa gue tertarik sama Gita Savitri. Berawal
dari explore instagram, sering banget foto Gitasav muncul ya, udah gitu temen
gue juga suka insta story-in tentang Gitasav ini. Ya, mulailah gue penasaran
banget sama dia. Trus tahu dia punya account youtube, banyak konten kreatifnya.
Awalnya gue ga pro sama segmen beropini dari Gitasav, gue pikir Gitasav ini sok
pinter banget deh. Lagian ngapain dia buat konten kayak gitu, kan sekarang lagi
booming itu tutorial ya rata- rata yang cantik gitu. Dan ternyata gue salah, justru orang kayak Gitasav inilah yang
seharusnya lu tonton di youtube, kontennya amat berfaedah dan mengajarkan kita
untuk berani mengemukakan pendapat kita. Secara rapih, tertata, dan bahasa yang
digunakan juga tidak berbelit.
Dari situ, gue mulai ikutin
per video lainnya. Ternyata gue nyaman banget, berasa punya motivasi. Apalagi
kalau udah bicarain sekolah, itu tuh kayak nusuk banget ey! Soalnya ya, gue itu
hampir kayak tipe Gitasav gitu. (youknowlahya)
Singkat cerita, gue makin
demen abis sama tutur katanya, dan cara penyampaiannya melalui youtube. Sangat
inspiratif, dan berbobot positif, selain itu juga dia berhijab. Dan Gitasav itu
selalu konsisten sama dirinya, ini sih yg gue suka juga dari dia.
Emang paling TOP banget sih
Gita ini kalau udah masuk segmen beropini, rasanya kagum terus gue sama dia.
Apalagi dengan banyaknya kesibukan dia. Videonya itu tetap konsisten sama niat
awalnya yang mau remaja di Indonesia itu bisa berubah ke arah yang lebih baik.
Ini sih hal yg gue tangkep dari tiap videonya dia. Niatnya bagus banget kan,
salut gue sama Gita.
Oke, ini udah kelewat banget
ya ceritanya..
Balik lagi ke niatan awal
nulis ini, mau ceritain bukunya Gita yang judulnya “Rentang Kisah”.
Buku ini resmi terbit itu pada
9 September 2017, pas itu Gita juga adain Meet&Greet sama ada sedikit
talkshow di Gramedia Matraman. Berhubung gue berhalangan hadir di acara itu,
jadinya gue usahain buat ikut pre-order bukunya aja lewat salah satu toko buku
online. Berhasillah, gue dapet buku ini pada 19 September lalu, ya meskipun gue
bukan jadi pembaca pertamanya dia. Gue cukup bangga banget bisa kedapetan ikut
pre-ordernya sih, ada bonus 2 post card gitu.
Kalau ikut pre-order juga
dapet ttd nya Gita, widih keren juga ya. HAHA
Ketertarikan lain sama bukunya
Gita ini tuh pengen tahu cerita Gita di balik kesuksesan dia garap Youtube,
trus juga bisa jadi influencer buat anak zaman sekarang. Ya, kayak suka duka
gitulah.
Gita ngawalin cerita di buku
ini itu tentang Ibunya, dia nyeritain gimana kisahnya dulu waktu masih SMA di
Indo, trus kegiatannya juga padet (kursus,sekolah ya gitu terus). Gita bukan
tipe yang deket sama Ibunya waktu itu, istilahnya ya kalau gue tangkep itu Gita
terus jadi pribadi yang baik, belajar dari kesalahan lama. Mau intropeksi diri,
mau redam amarahnya dia (ini yang sulit banget kata Gita).
Di sisi lain, gue merasa punya
nasib atau kesamaan gitu sama Gita. Bingung akan passion dan mimpi, dan gatau
mau apa kedepannya. Masih blank banget lah.
Tapi Gita itu terus yakinin
gue buat terus explore diri, dan meyakinkan akan apa yang gue pilih sekarang
ini.
Banyak dari tiap babnya yang
gue tandain, karena gue suka banget sama kata- katanya yang menarik dan buat
gue ini motivasi banget.
“Kita belum tentu mendapatkan apa yang
kita mau. Ketika itu terjadi, kita harus bisa menerima dan menghadapinya dengan
bijaksana atau nggak akan pernah belajar apa- apa dari hidup ini.” (halaman 51)
“Kita cuma
bisa mengandalkan diri sendiri untuk bisa meraih apa yang kita inginkan.”
(halaman 66)
Gita terus yakinin diri dia
buat melangkah terus kedepan, walau cobaan yang datang itu banyak. Kayak gimana
nge-down nya dia pas lagi harus milih
antara PTN di Indo atau kuliah di Jerman.
“Ternyata
ada beberapa hal di dunia yang nggak bisa kita utak atik, memang bukan kuasa
kita.” (halaman 78)
Belum lagi masalah hubungan
asmara Gita sama Paul yang beda agama, ini udah kayak perbedaan yang nggak akan
bisa disatukan. Ya paling- paling ujungnya putus.
Saat di Jerman itu, Gita belum
paham benar sebenarnya tentang agamanya secara utuh. Terus belajar dan belajar,
sampai ada satu ayat yang buat Gita sadar akan satu hal dan nggak akan pernah
lupa.
Sesungguhnya
engkau tidak dapat memberi petunjuk orang yang engkau cintai, melainkan
Allahlah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. (Q.S.
al-Qasas [28]:56)
Selain itu, ada bab lain yang
menyentuh gue dari segi agama. Agak kaget sih pas baca awalannya itu Mustahil Bersyahadat. Menyentuh hati
banget pas baca bagian ini. Nggak akan gue jabarin dalam tulisan ini, karena
ini kayak point banget dalam Rentang Kisah ini.
Di bab selanjutnya Gita masih
terus belajar dan intropeksi diri kea arah yang lebih baik lagi. Ceritain
gimana dia mulai memutuskan buat berhijab, dan keadaan minoritas di Jerman saat
itu.
“...
Secara tidak langsung, perlahan lisan dan perilaku jadi terjaga. Emosi dan
pikiran- pikiran buruk bisa ditahan...” (halaman 131)
Gita terus mantap sama niatnya
menutup aurat dan menjadikan dunia sebagai tempat mencari pahala. Dan mulai
mengesampingkan ego sendiri, hingga bisa berubah 180° sampai jadi tahu
nikmatnya ikhlas hidup di dunia., dan menjadikan Allahnya satu satunya penolong
dalam hidupnya.
Terdapat juga bab dimana Gita
nyeritain dirinya pas balik ke Jakarta.
Dia juga masih dengan segudang
jadwal sibuknya, mulai dari foto endorse, jadi host di salah satu acara televisi
swasta, jadi pembicara, trus juga nulis buku ini yang belum kelar.
Nggak disangka kalau selama
ini tulisan diblog nya itu jadi disukain, ya niat awalnya sih cuma mau buat diary pribadi lewat blog tersebut.
Gita yang tipenya suka menulis
ketika sedang sepi atau bahkan sendirian, Cuma ditemani laptop. Dan barulah
inspirasi datang. Namun, hal itu sulit di rasakan saat Gita datang sampai
Jakarta.
Dia harus bisa nulis
dimanapun, seramai atau sepinya keadaan sekitar, mau atau tidak adanya mood.
Ini udah jadi tanggung jawab Gita sama pihak penerbit dan editor. Seperti, Gita
harus semerdeka mungkin nulis dengan ingar- bingarnya kegiatan di Jakarta.
Dalam kutipan Gita, ..Dan aku sudah membuktikan, kesuksesan
bisa didapat, kebahagiaan bisa selalu dirasa, kalau kita tahu caranya
bersyukur.
Lagi dan lagi ada pembelajaran
dalam tiap babnya, kini gue makin yakin sama kenikmatan buku pertama Gita ini,
betapa selalu diingatkannya lagi akan harusnya kita bersyukur atas nikmat yang
telah Allah SWT berikan pada kita, lalu juga harus ikhlas akan semua jalan dan
cobaan yang terus kita lalui kedepannya.
“The Keys to live a happy life is to
always be grateful and don’t forget the magic world: ikhlas, ikhlas,
ikhlas.”(halaman 161)
Penutup dari buku ini itu bab
tentang tulisan- tulisan Gita di blog.
The bottom line is: ternyata hidup sendiri di negara asing
itu nggak seindah foto- foto turis Indonesia di Instagram.
“... This time I tried to open up to
people with different cultures. I did really well tho. I went to some events and
places alone dan di sana gue kenalan sama orang- orang. Dan perkiraan gue nggak
salah. Beda kultur = beda mentalitas = beda latar cerita. Beda = sesuatuyang
baru = bosannya hilang...”
Sebegitu panjang lebarnya
cerita gue akan buku Rentang Kisah by Gita Savitri ini, dan begitu sukanya gue
akan motivasinya, inspirasinya, dan kenikmatan dia dalam menjalani hidup.
Gita tidak sama sekali
menggurui dalam buku ini, dia juga masih terus belajar tentang kepenulisan.
Kayak segmen beropini Gita aja di Yotube, gaya bahasanya santai dan terkesan
sangat Gita banget gitu. Pembawaannya dalam buku ini juga enak banget buat dibaca,
jadi nggak ada bosennya.
Kalau ditanya apa kurangnya
buku ini? Gue belum bisa jawab sih, so far udah lebih banget dari segi apapun.
Semuanya udah di tuang dalam buku ini. Sampai gue aja larut dalam bacaan ini
hanya dalam 2 jam.
Kayaknya ini buku pedoman
untuk perjalanan gue kedepannya. Biar gue ingat ada seorang Gita juga yang
masih mau belajar, walau gue rasa dia udah pintar. Seperti buku ini ingetin gue
gimana gue harus bersikap jalani hidup, tentang pilihan, gimana sukses menurut
pribadi bukan kebanyakan orang. Bisa redam amarah sendiri dan banyak minta
pertolongan hanya sama Allah SWT. Mengekspresikan diri dalam segi positif,
terus belajar untuk nulis yang lebih baik, rasanya Gita itu ada dalam diri gue
pas Rentang Kisah sampai ditangan.
Thankyou Git, lu bisa ubah
persepsi aneh gue selama ini. Semoga gue masih bisa belajar hingga akhir hayat,
hingga menjadi pribadi yang lebih baik sesuai ajaran agama. Apa yang lu tulis emang beneran bermanfaat
banget, pantes lah kalau buku ini udah masuk cetakan kedua ya!
By the way, selamat balik lagi
ke Jerman, gue harap kapan ada waktunya gue bisa bertemu sama Gita.
Komentar
Posting Komentar